PKS 'Seksi' Bagi Kaum Muda

20/05/2008 13:53 source http://inilah.com
PKS 'Seksi' Bagi Kaum Muda
Menuju Pragmatisme Politik Parpol Islam (3)
Ahluwalia
Ribuan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memadati Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (4/5) saat perayaan Milad ke-10 PKS.
(iPhA/Subkhan)
INILAH.COM, Jakarta – PKS datang dengan cara yang tidak pernah dilakukan para politisi pendahulu. Jika PKB masih dibayang-bayngi kebesaran NU dan PAN masih dibayangi kebesaran Muhammadiyah, PKS datang tanpa bayang-bayang orangtua.

Itulah ungkapan yang pernah dilontarkan Sekjen PKS Anis Matta Anis untuk menggambarkan sosok partainya. "Kami orang muda dan tak mengatakan siapa pendahulu kami. Pendahulu kami adalah kami sendiri," katanya.

Dalam kiprah ideologisnya, PKS tidak lepas dari gagasan Yusuf Qardhawi, salah satu cendekiawan Muslim yang menyebarkan islamisme secara rasional melalui dakwah dan politik.

Buku Min Fiqhid-Daulah Fil Islam yang ditulis Qardhawi mengemukakan bahwa tabiat dan risalah Islam yang bersifat umum dan universal harus bisa menyusup ke seluruh sisi kehidupan.

Karena itu, sulit digambarkan jika Qardhawi mengabaikan urusan daulah dan menyerahkannya kepada para ateis untuk memutarbalikannya berdasarkan hawa nafsu mereka.

Karena Islam menyeru kepada disiplin serta pembatasan tanggung jawab dan membenci anarkisme dalam segala hal, tokoh PKS seperti Qardhawi mengikuti Rasulullah SAW memerintahkan Muslim agar meluruskan shaf tatkala shalat dan mengangkat orang yang paling banyak ilmunya sebagai imam.

Qardhawi juga pernah menyatakan tentang sebuah berjalanan: "Angkatlah salah satu di antara kalian sebagai pemimpin."

Mengutip pendapat Ibnu Taimiyah dalam bukunya, As-Siyasah Asy-Syar’iyah, Qardhawi juga menekankan bahwa wilayah (perwalian, pemerintahan) untuk mengelola urusan manusia merupakan kewajiban agama yang paling besar. Bahkan, penegakkan agama dan dunia tidak punya arti apa pun tanpa perwalian ini.

Kemaslahatan Bani Adam tidak akan berjalan secara sempurna kecuali dengan membentuk komunitas karena sebagaian di antara mereka pasti membutuhkan sebagian yang lain. Dalam komunitas itu dibutuhkan seorang pemimpin.

Berpolitik, dengan demikian, adalah aktivitas dalam dakwah yang muaranya untuk mengurus umat hingga mengangkat mereka ke kedudukan sebagaimana diperintahkan al-Quran di tengah-tengah manusia.

Itu sebabnya, Imam Syahid kemudian merasa perlu menekankan pesan berkenaan dengan politik bernegara (as-Siyasi) secara khusus. Intinya, tidaklah masuk akal jika ada negara yang melindungi dan mengajarkan paham-paham seperti komunisme dan kapitalisme.

Lebih mengherankan lagi jika bersamaan dengan itu lahir pula beragam ideologi sosial-politik yang bersatu untuk menjadi pendukungnya.

Sebaliknya, belum ada sebuah negara yang menegakkan ideologi yang datang dari Allah, yakni Islam, yang menegakkan kewajiban dakwah Islam dengan menghimpun berbagai sisi positif yang ada di seluruh aliran ideologi mana pun. Suatu pemikiran yang dipersembahkan kepada seluruh bangsa sebagai ideologi alternatif dunia yang memberi solusi bagi seluruh persoalan umat manusia.

Beberapa pendapat Qardhawi, Ibnu Taimiyah, dan Hasan Albana yang didasari keilmuan Islam yang kuat itu sudah cukup menggerakkan hati kaum muda untuk mempersiapkan diri masuk ke wilayah politik di Indonesia. Tentu saja ada beberapa argumentasi obyektif yang mendasarinya.

Indonesia adalah negara dengan jumlah penganut Islam yang terbesar di dunia sehingga jadi aneh jika dipimpin orang yang tidak punya visi keislaman yang jelas. Inilah salah satu spirit yang senantiasa ditiupkan kepada para politisi PKS untuk terus bergerak maju.

Di sisis lain, ada beberapa hal yang membuat kaum muda dan masyarakat tertarik PKS. Pertama, di mata kader PKS, realitas politik Indonesia kontemporer adalah realitas politik yang masih diwarnai perilaku korup di kalangan elite politiknya. Dalam memegang kepercayaan rakyat, mereka seringi tidak menggunakan etika politik.

Kedua, tersendatnya agenda reformasi total di Indonesia bisa jadi disebabkan minimnya pemimpin politik Islam yang committed dengan moral Islam sehingga terkalahkan oleh arus besar kezaliman politik yang sistematis melalui berbagai parpol sekuler yang tidak mengindahkan fatsun politik yang disepakati.

Ketiga, para aktivis politik Islam kurang memiliki wawasan politik yang memadai sehingga perjuangan politiknya terkalahkan oleh para aktivis politik lain yang berwawasan lebih luas dan punya strategi politik yang jitu.

Sedikit politisi muda Islam yang concern dengan perkembangan iptek di Indonesia sehingga hampir bisa dipastikan bangsa yang mayoritas penduduknya beragaman Islam ini tidak mengetahui arah pengembangan di masa depan.

Realitas umat Islam Indonesia kini punya kecenderungan sebagai umat yang cerdas, kritis, dan berpendidikan. Tapi, tiadanya parpol Islam yang dianggap masih waras dan peduli mendorong kaum muda melirik PKS. [Bersambung/P1/I3]

0 komentar: