'JSIT Memberdayakan Sekolah-Sekolah Islam'



Jumat, 07 Oktober 2005
Rachmat Syarifuddin:
'JSIT Memberdayakan Sekolah-Sekolah Islam'

Sejak awal 1990-an, sekolah-sekolah Islam terpadu bermunculan. Tak hanya di kota-kota besar, tapi juga hampir di seluruh daerah di Indonesia. Kondisi ini tak lepas dengan semakin meningkatnya kesadaran beragama sekaligus memiliki rasa bangga terhadap sekolah-sekolah Islam yang sebelumnya terpinggirkan. Apalagi, output yang dihasilkan sekolah-sekolah Islam terpadu tak kalah dengan sekolah-sekolah unggulan yang selama ini terkesan hanya didominasi sekolah non-Muslim.

Guna menjaga mutu dan kualitas sekolah Islam terpadu, sejumlah praktisi dan pemerhati pendidikan Islam membentuk sebuah wadah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). ''JSIT adalah sebuah lembaga yang berupaya untuk memberdayakan sekolah-sekolah Islam. Misi utamanya; Islami, efektif dan bermutu,'' tandas Rachmat Syarifuddin, sekretaris eksekutif JSIT ketika ditemui Republika di sela-sela Milad II JSIT di Jakarta, akhir pekan lalu. Berikut ini, wawancara lengkap dengan sarjana Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini:

Apa latar belakang didirikan JSIT?
Jaringan sekolah Islam terpadu (JSIT) adalah sebuah lembaga yang mempunyai misi, empowering untuk pemberdayaan sekolah-sekolah Islam. Misi utama JSIT ada tiga yaitu sekolah Islami, efektif, dan bermutu. Islami berarti punya nuansa Islam secara terpadu baik dalam pembelajaran, lingkungan sekolah, ruhiyah, interaksi, keteladanan. Efektif dalam fokus proses kegiatan belajar mengajar [KBM] supaya memberikan hasil yang signifikan terhadap kemajuan belajar anak didik. Bermutu, yaitu konsep manajemen sekolah. Jadi, tiga hal ini yang menjadi fokus utama JSIT.

Itukah yang menjadi standar baku untuk bergabungnya sekolah-sekolah Islam ke JSIT?
Ya. Dalam lokakarya ini Alhamdulillah kita telah menghasilkan sebuah kemajuan yang cukup signifikan, yaitu dibuatnya standar sistim akreditasi internal JSIT. Jadi, mereka, anggota JSIT beberapa saat yang akan datang akan ada akreditasi internal untuk menjaga mutu sekolah Islam Terpadu mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama, dan sekolah menengah umum.

Sekarang anggota yang sudah bergabung dari mana saja?
JSIT punya anggota dari TK sampai SMU jumlahnya sekitar 200 sekolah. dari TK saja sekitar 100 dari seluruh Indonesia.

Bagaimana prosedur untuk bergabung?
Sekolah mengajukan sebagai anggota ke pengurus regional tingkat daerah. Dari pengurus tingkat daerah akan menyampaikan ke tingkat wilayah. Wilayah mengajukan ke regional. Di tingkat regional inilah yang akan memerifikasi dengan standar sekolah Islam terpadu. Misalnya, di sekolah itu gurunya menutup aurat. Itu sebuah keharusan dalam konsep Islam. Anak muridnya dipastikan yang sudah aqil baligh menutup auratnya. Itu yang menjadi verifikasi awal. Mereka akan menjadi anggota yang terdaftar sampai kemudian ada verifikasi setelah itu sah menjadi anggota JSIT.

Bagaimana dengan aspek manajemennya?
JSIT punya divisi yang mengurus soal manajemen yang kita beri nama divisi mutu. Bagian ini diantaranya manajemen keuangan, sekolah, dan peningkatan mutu sekolah.Kita stressing soal mutu di kurikulum. Dalam mutu itu ada dua yaitu kurikulum dan guru. Yang kita utamakan adalah peningkatan kualitas guru. Juga di produk-produk sekolah lain misalnya setiap kelulusan dievaluasi. Sekolah mana yang paling bagus. Alhamdulillah untuk tingkat SLTP yang menjadi acuan tingkat nasional, kalau SLTP ada ujian akhir nasional (UAN) untuk SD dan SMU tidak ada.

Anggota JSIT tidak ada masalah dengan kelulusan. Yang saya catat dari sekian banyak sekolah hanya dua orang waktu UAN pertama yang tidak lulus dari anggota sekitar 300 orang. Mereka yang tidak lulus itu ternyata setelah diverifikasi adalah pindahan dari sekolah lain.

Apa yang melatarbelakangi pendirian JSIT?
Yang jelas ini berawal dari sebuah idealisme untuk menjaga mutu sekolah Islam terpadu. Karena SD IT ini ada di Indonesia sejak akhir 1980-an dan akhir 1990-an sangat marak di Indonesia. SD IT sebuah wacana unik dari para penggagas untuk melihat kejengahan sekolah-sekolah nasional yang mendidik anak sekuleristik dengan memisahkan kehidupan keagamaan dengan kehidupan sosial bermasyarakat. Padahal kalau kita bicara Islam bahwa agama yang dibawa sejak zaman Nabi Adam itu adalah terpadu. Lalu ada beberapa sekolah Islam yang juga bagian dari sekuleristik yang sangat fokus terus di ibadah-ibadah mahdlah sehingga mengabaikan segi ilmu pengetahuan. Ini berdampak pada umat Islam yang semakin terpuruk dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terpadu sebenarnya memiliki arti yang sangat luas mulai dari kurikulumnya, pembelajarannya, lingkungan sekolah yang memadukan dengan masyarakat, orang tua, dan sebagainya. Banyak sekali orang yang melihat sekolah Islam terpadu begitu diminati sehingga beberapa mendirikan sekolah terpadu tapi asal buat. Tentunya hal ini perlu kita jaga. Dan JSIT bertugas untuk menjaga misi utama sekolah Islam terpadu.

Kendalanya apa saja yang dihadapi sekolah Islam terpadu?
Kendalan yang paling banyak terutama yang berada di luar Jawa ketika mereka mengurus legalitas mereka ada masalah dengan Departemen Pendidikan Nasional, Karena menurut Dinas Pendidikan di sana terpadu itu berarti memadukan SD sampai SMU. Padahal yang didirikan hanya sekolah dasar. Ada lagi di sebuah daerah di Pulau Jawa, dinas setempat mengartikan terpadu itu ada anak cacatnya.

Apa yang dimaksud dengan terpadu dalam konsep JSIT?
Terpadu menurut JSIT pertama, keterpaduan antara orang tua dan guru dalam membimbing anaknya. Kedua, terpadu juga dalam kurikulum. Misalnya, ketika guru mengajar kimia, maka diterangkan ilmu kimia itu tidak berdiri sendiri. Tapi dia adalah bagian dari integritas.

Ketiga, keterpaduan dalam konsep pendidikan. Misalnya, saya sebagai seorang guru harus memberi teladan. Kalau hanya memadukan antara kurikulum Diknas dan Depag itu tidak cukup. Jadi yang dimaksud keterpaduan itu ada sinergi. Kalau sinergi itu satu ditambah satu belum tentu dua bisa jadi hasilnya tiga.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendesain Sekolah Islam Terpadu?
Selama dua tahun berdiri JSIT, kita membuat lokakarya yang menjadi acuan sekolah Islam terpadu se-Indonesia. Jadi, ini upaya untuk mendesain sekolah Islam terpadu. Kita tidak bicara target tapi lebih kepada mutu. Jadi, yang kita lakukan pertama, meningkatkan mutu internal. Kedua, ekspansi dalam pengertian untuk memperluas kebaikan. Kita bekerja sama dengan orang lain, mendirikan sekolah yang baik. Memang, kalau kita bicara tentang pendidikan tidak melulu harus berteriak kepada pemerintah untuk minta tolong diperbaiki tapi kita harus mulai berpikir, apa yang harus kita lakukan.

( dam )
http://republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=216249&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=269

0 komentar: