Sang Pengantin

UNDANGAN Senin, 22 Maret 2004
------------------------------
> tuang bir
teguk air kehinaan
terpercik buih liur pekat
"Finish The job: kill Arafat"
kera-kera terlaknat menari-nari
menyeringai kerak neraka


semerbak wangi seluruh alam raya
malaikat terpana pesona
bidadari2 tersenyum simpul
menanti calon pengantin
kekasih yang Teragung
-------------------------------
Yang Dilakukan Sheikh Yasin Sebelum Peristiwa Subuh Berdarah
Publikasi: 24/03/2004 15:53 WIB


eramuslim - Seperti kebiasaannya sehari-hari, di ujung malam menjelang subuh, Sheikh Ahmad Yasin selalu bermunajat khusyuk untuk kemerdekaan Palestina. Dia tidak pernah membayangkan jika hari itu (Senin, 22/3) merupakan hari yang telah lama diimpikan dan dirindukannya, ketika tiga rudal Zionis menerjang tubuh lumpuhnya yang ringkih. Namun sesungguhnya semangat dan cita-cita mujahid agung Palestina itu tidak seringkih tubuhnya.

Dengan penampilan bersih dan selalu menjaga wudhu, pria berkursi roda itu setiap menjelang subuh rutin membaca beberapa lembar ayat-ayat suci Al Qur’an. Lalu seperti biasa, dia tak lupa bermunajat memohon kepada Allah untuk pembebasan Palestina dari cengkeraman penjajah Israel.

Senin dini hari, pemimpin spiritual organisasi perlawanan Hamas Palestina yang lumpuh total itu, dibantu oleh dua pengawalnya menuju Masjid Mujamah Al-Islami. Letaknya kira-kira hanya 200 meter dari rumahnya.

Di masjid itu, Sheikh Yassin menunggu hingga azan subuh yang jatuh pada sekitar pukul 03:00 GMT (waktu internasional). Usai menuntaskan salatnya para jama’ah seperti biasa, berkerumun untuk menyalaminya. Kemudian menanyakan tentang kesehatan beliau, seakan para jama’ah ingin mengucapkan salam perpisahan kepada pria yang tak pernah kenal menyerah kepada penjajah Zionis itu.

Ketika dua pembantunya menolong mendorong kursi rodanya keluar, lalu kira-kira hanya berjarak 40 meter dari pintu masjid, sebuah helikopter Apache buatan AS menghujamkan 3 rudalnya ke arah tubuh renta itu. Salah satunya tepat menimpa langsung ke tubuh Sheikh Yasin. Seketika itu juga Yasin menemui syahidnya, suatu momentum yang sesungguhnya telah lama dinanti-nanti pria yang seluruh tubuhnya lumpuh total itu.

Segera setelah pemboman itu, sejumlah ambulan menghambur ke lokasi kejadian dengan membunyikan sirenenya. Bunyi raungan sirene bercampur bau mesiu yang menyengat hidung, lalu ditingkahi kesibukan para jama’ah masjid, semuanya menyatu di lokasi pemboman. Tubuh Sheikh Yassin dan 8 jasad lainnya, serta cairan putih otak pemimpin spiritual Hamas itu, kelihatan tercecer di jalan.

Dua anak Yasin yang sudah dewasa, Abdul Hadi dan Abdul Hamid, selamat dari keganasan serangan Israel. Keduanya termasuk di antara korban rudal-rudal Zionis, yang kini kondisi luka-luka mereka sangat serius.

Dengan martirnya Sheikh Yasin, konflik Palestina-Israel diperkirakan akan memasuki babak baru. Sebab faksi-faksi perlawanan Palestina telah bersumpah akan membuat neraka bagi Israel. Bagi tokoh pejuang Palestina, mujahid berusia 66 tahun itu dianggap sebagai simbol perlawanan Palestina. Yasin telah menorehkan sejarah jihad perlawanan terhadap Israel yang sulit dihapuskan dari benak seluruh rakyat Palestina.

Yasin masih berusia 12 tahun, ketika gang-gang biadab Israel menghancurkan desanya di desa Al Joura, selatan Jalur Gaza, pada tahun 1948. Serangan komplotan jahanam Israel tersebut, telah memaksa ratusan warga sipil Palestina meninggalkan rumah-rumah mereka.

Walaupun menderita lumpuh total seumur hidup (akibat kecelakaan yang dialami pada masa kanak-kanaknya), Sheikh Yasin telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk membangkitkan perlawanan bangsa Palestina terhadap penjajah Zionis.

Dia memang tinggal jauh di Palestina, bahkan kini lebih jauh lagi (setelah dia menemui syahid), Sheikh Yasin sesungguhnya sangat dekat di hati seluruh kaum Muslimin dan Arab, serta para pejuang kebebasan di seluruh dunia. Selamat jalan wahai mujahid agung nan perkasa! (stn/iol)

0 komentar: